setitik air mata bertepi dalam cinta
mengerti akan ketulusan dalam jiwa
berusaha pahami hati yang menyakiti
sakit namun tak tersakiti
bodoh tapi ini bukan di bodohi
rasa ini lahir dalam diri tiap nurani
ku coba tuk pahami
hati yang kini menepi
menepi tuk hempaskan segala keterpurukan diri
ku tatap dia
lekat dan sungguh terasa
sayu tatapan matanya
mengiris ketentraman jiwa
ku damaikan ia
dengan menyentuh pipinya
meresapi tiap gurat makna
pada wajahnya
tajam matanya namun lemah ku tahu dia
ku bisikan kata
" Tenanglah bersama jiwa yang akan setia "
dengan senyum tenang berusaha menghiburnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar